Siti Wulandari

by Siti Wulandari

Wed, 8 June 2016

Kenali Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Kenali Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Kotak Imaji hadir untuk menghasilkan kualitas foto terbaik untuk berbagai jenis kebutuhan dan tujuan. Kami memiliki konsep yang sangat baik dalam mengolah album, sehingga foto yang dihasilkan mampu menceritakan sebuah kisah atau momen. Itulah keunikan yang akan selalu kami berikan untuk Anda. Ada istilah yang mengatakan bahwa sebuah foto bisa bercerita lebih dari 1000 kata. Namun terkadang, untuk mengabadikan dan menceritakan sebuah kisah dibutuhkan lebih dari sebuah foto. Karena itulah Kotak Imaji menghadirkan Photo Story. Salah satu moment yang beberapa kali kami abadikan ialah prosesi adat Jawa.

Budaya Jawa menyimpan berbagai keindahan serta keagungan yang sangat dipegang teguh oleh masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat melalui prosesi upacara pernikahan yang memiliki banyak makna dan khasnya. Berikut tata cara Prosesi Pernikahan Adat Jawa.  

 

TAHAP I: PROSESI PEMBICARAAN

Merupakan tahap pembicaraan antara kedua belah pihak untuk mencari tahu seluruh informasi tentang kondisi para mempelai. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan ialah:

1. CONGKOG yaitu terdapat satu perwakilan yang diutus untuk mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar.  

2. SALAR adalah jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain.  

3. NONTONI adalah setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling diperlihatkan. Mereka dapat melihat kepribadian, fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari calon menantu.  

4. NGLAMAR yaitu utusan dari orang tua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang sudah disepakati sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian upacara pernikahan.  

 

TAHAP II: PROSESI KESAKSIAN  

1. SRAH-SRAHAN yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan untuk melancarkan penyelenggaraan acara hingga acara selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam diluar dari materinya sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih , buah-buahan dan uang.  

2. PENINGSETAN ialah lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin.  

3. ASOK TUKON adalah penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga mempelai wanita.    

4. PASEKSEN yaitu proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).  

5. GETHOK DINA yaitu penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan yang baik.  

 

TAHAP III: PROSESI SIAGA  

1. SEDHAHAN yaitu mencakup pembuatan sampai pembagian surat undangan pernikahan.  

2. KUMBAKARNAN adalah pertemuan untuk membentuk panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksananya.  

3. JENGGOLAN ATAU JONGGOLAN yaitu calon pengantin melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.  

 

TAHAP IV: PROSESI UPACARA  

1. PASANG TRATAG DAN TARUB adalah tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu kepada masyarakat sekitar. Tarub berarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratag dan ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara agar terlihat meriah. Jika ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem dan kolak ketan.  

2. KEMBAR MAYANG sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti atau asasana wiwara yang dipakai dalam acara panebusing kembar mayang dan upacara adat panggih. Jika acara telah selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat asal muasalnya. 

3. PASANG TUWUHAN (PASREN) yaitu tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi alam semesta dan mempunyai arti tersendiri dalam budaya jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.  

4. SIRAMAN mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk. Terakhir, calon pengantin disiram air kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon” dan kendi kosongnya dipecahkan ke lantai.  

5. ADOL DHAWET (JUAL DAWET) setelah acara siraman, dilaksanakan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.  

6. PAES adalah upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajah calon pengantin bercahaya, lalu merias wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan kedudukan yang luhur diapit lambing ibu bapak dan keturunan.  

7. MIDODARENI berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.  

8. SELAMETAN yaitu berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.  

9. NYANTRI ATAU NYATRIK adalah upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon mempelai pria berserta pengiringnya.   Dalam prosesi acara pernikahan ini calon mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di tempat penganttn pria. Jika ada kakak wanita yang dilangkahi, acara penting lainnya yakni pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan pengantin dalam Plangkahan.  

 

TAHAP V: PROSESI PUNCAK DARI RANGKAIAN UPACARA DAN MERUPAKAN INTI RESEPSI  

1. UPACARA IJAB QOBUL sebagai prosesi pertama pada puncak resepsi ini adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua pengantin telah resmi menjadi sepasang suami istri.  

2. UPACARA PANGGIH setelah upacara ijab qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:

• Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.

• Gantal atau lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan tersebut.

• Ngidak endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya.

• Minum air degan (air buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.

• Masuk ke pasangan mempunyai arti pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.

• Sindur yakni menyampirkan kain (sindur) ke pundak mempelai dan menuntun mempelai pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi segala tantangan hidup. Setelah upacara panggih, kedua pengantin diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara pun dilanjutkan.

• Timbangan atau kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing mempelai. • Kacar-kucur dilaksanakan dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga.

• Dulangan atau kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) disimbolkan dengan sembilan tumpeng.  

3. UPACARA BABAK KAWAH adalah upacara khusus untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan membagi harta benda seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan lainnya.  

4. TUMPLEK PUNJEN numplak artinya menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua darma orang tua kepada anak. Tata cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua anaknya telah menikah.  

5. SUNGKEMAN sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta memohon doa restu.  

6. KIRAB istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk berganti pakaian.  

 

Kotak Imaji akan memberikan konsep foto terbaik untuk mengangkat suasana dengan prosesi pernikahan adat Jawa. Seluruh rangkaian komposisi foto akan menceritakan keseluruhan prosesi adat yang digunakan sesuai dengan photo story itu sendiri. Foto yang baik akan terlihat indah dan dapat menceritakan mengenai prosesi itu sendiri. Kami akan merangkai kisah Anda menjadi sebuah photo story dengan album foto yang indah :)

 

http://www.kotakimaji.com

 

#Weddingphotography #Preweddingphotography #TraditionalWedding #Culturalwedding #Javanesewedding #Indonesianwedding

Graphic Design, Videography, Photography, Wedding, Pre-Wedding,

comments powered by Disqus