Siti Wulandari

by Siti Wulandari

Wed, 9 September 2015

Berkarir Di Fotografi

Berkarir Di Fotografi

Akhirnya kita sampai pada akhir tulisan saya yang keseluruhnya terangkum dalam jurnal Berkarir Di Fotografi. Tulisan keenam ini lebih merupakan kesimpulan dan saran yang titik beratnya adalah bagaimana memanfaatkan hobi menjadi bisnis.

 

Setelah kita merasa suka, kemudian kita lanjutkan dengan serius hobi fotografi kita, maka pada satu titik, kita biasanya akan bertanya-tanya, “Apakah kita akan masuk lebih dalam ke bisnis ini atau bertahan sebagai penghobi serius?”. Tentunya ada yang ingin mempertahankan hobi ini sebagai kegiatan rutin saja, tapi tidak serius.  Akan tetapi, yang ingin saya tulis sebagai penutup tulisan saya ini adalah saran saya bagaimana mengembangkan hobi ini mejadi bisnis baru Anda.

 

Tidak ada bisnis yang bisa dikerjakan sambil lalu. Begitu hobi Anda menjadi bisnis, maka hidup Anda pun akan berubah. Di dalam bisnis fotografi, usaha dan waktu yang akan kita butuhkan akan sebesar 70% porsi untuk sisi bisnisnya, sedangkan porsi fotografinya hanya 30%. Tidak ada bisnis yang mudah, semuanya pasti ada cerita sulit dan sedihnya. Akan tetapi, seperti yang sudah diceritakan panjang lebar dalam tulisan saya di beberapa minggu ini, kesempatan untuk berhasil di industri ini begitu besar.

 

Ada banyak jalan untuk memulai bisnis fotografi, di antaranya:

  1. Ikut teman yang sudah terlebih dahulu di industri ini (magang). Anda bisa menjadi fotografer dengan bayaran di bawah pasar atau menjadi salah satu asistennya.
  2. Bisa juga memulai bisnis sendiri, tapi terbatas mengerjakannya, yaitu hanya pada akhir pekan saja. Sebagai contoh, kalau Anda bekerja di kantor di hari kerja, minta teman hidup atau istri Anda sebagai pemasar atau asisten administrasi ataupun photo editor.
  3. Jika Anda punya tabungan yang cukup untuk hidup setahun, Anda bisa mulai mengerjakan bisnis fotografi ini sendiri secara waktu penuh. Mulai dengan menggunakan jaringan pertemanan atau saudara dan lingkungan.
  4. Kalau Anda punya modal besar, mulailah dengan membuka studio dan perangkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai sebagaimana layaknya usaha yang lain.

 

Ingat, antara mengerjakan bisnis dan mengerjakan hobi fotografi adalah dua hal yang sangat berbeda. Ada bakat dan keterampilan tertentu yang wajib dimiliki seorang pebisnis, yaitu:

  1. Sales skill. Kalau Anda tidak bisa ‘menjual’ diri Anda, bisnis Anda tidak akan pernah maju.
  2. Pengelolaan uang. Secara umum, pebisnis tentunya harus tahu perbedaan antara uang masuk dan uang keluar. Kita mengharapkan lebih banyak uang masuk tentunya. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Ada usaha penagihan, menjaga arus kas dan pengeluaran tetap walaupun tak ada penjualan.
  3. Pandai mengelola orang. Berbicara tatap muka dengan melalui telepon adalah dua hal yang berbeda. Kita perlu rasa humor dan hormat dalam mengatur posisi seseorang saat sesi pemotretan. Pintar mengelola orang (pegawai) juga merupakan salah satu kepandaian yang harus dimiliki.
  4. Bisa bekerja di bawah tekanan. Kita akan sering mendapatkan tenggat waktu yang sangat pendek. Atau keinginan pelanggan yang terus berubah.
  5. Harus punya rencana bisnis (termasuk perkiraan pemasukan, pasar yang akan dimasuki dan rencana pemasaran) yang sudah diperhitungkan.
  6. Berani dan siap mengambil risiko. Karena kegagalan adalah hal yang bisa sangat terjadi.

Itulah secara umum skill atau karakter pebisnis yang harus dimiliki kalau Anda ingin berhasil dalam bisnis yang mempunyai sifat persaingan yang tinggi, seperti fotografi.

 

 

Untuk saat ini, tulisan ini saya akhiri. Terakhir, ingat saja di mana ada kemauan pasti ada jalan. Musuh besar utama kita adalah diri kita sendiri. Kenalilah diri Anda terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu.

Sampai jumpa di tulisan dalam jurnal www.kotakimaji.com lainnya. Salam, Imam Nirwansyah – Fotografer Kotak Imaji.

Career In Photography,

comments powered by Disqus